6 research outputs found

    Penggunaan Pupuk NP Cair dan NPK (15-15-15) untuk Meningkatkan Hasil dan Kualitas Buah Tomat Varietas Oval

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pupuk NP cair, dan dosis pupuk NPK (15-15-15) terhadap hasil dan mutubuah tomat varietas oval, pada lahan petani di Kabupaten Garut dengan ketinggian 650 m dpl. Rancangan yangdigunakan ialah petak terpisah dengan ulangan tiga kali. Sebagai petak utama adalah konsentrasi pupuk NP cair,kontrol 2,5 ml/l, dan 5,0 ml/l. Sub plot adalah dosis pupuk NPK (15-15-15), 200, 400, 600, 800, dan 1.000 kg/ha. Hasilmenunjukkan adanya efek interaksi antara NP cair dan pupuk majemuk NPK (15-15-15) pada to tal bobot buah, tinggitanaman, dan kekerasan buah waktu panen. Penggunaan pupuk NP cair 2,5 ml/l yang dikombinasikan dengan NPK(15-15-15) 1.000 kg/ha nyata menaikkan bobot buah dan adanya kecenderungan bahwa penggunaan NP cair yangtinggi diikuti pula penggunaan pupuk majemuk NPK (15-15-15) yang tinggi pula. Pada pupuk NP cair 2,5 ml/l yangdikombinasikan dengan NPK (15-15-15) 800 kg/ha nyata menaikkan kekerasan buah.Kata kunci : Lycopersicum esculentum; Pupuk NP; Pupuk cair; Dosis NPK (15-1-15); Hasil; Kualitas.AB STRACT. Subhan and N. Nurtika. 2004. Uti li za tion of liq uid NP and NPK (15-15-15) fer til iz ers on yield andqual ity of to mato fruit of oval va ri ety. A split plot de sign with three rep li ca tions was used to study ef fect of liq uid NPand NPK (15-15-15) fer til izer on yield and qual ity of to mato fruit of oval va ri ety, on farm ers land at 650 m asl in Garut.A mainplot fac tor con sisted of liq uid NP fer til izer consentrations: con trol, consentration of 2.5 ml/l and 5.0 ml/l. Sub -plot fac tor con sisted of dos ages of NPK (15-15-15) fer til izer 200, 400, 600, 800, and 1,000 kg/ha. Re sults in di catedthat there were in ter ac tion ef fects be tween liq uid NP fer til izer and NPK com pound fer til izer on to tal fruit weight plant,height, and fruit hard ness at har vest. Ap pli ca tion of liq uid NP fer til izer 2.5 ml/l com bined with NPK (15-15-15) 1,000kg/ha sig nif i cantly in creased fruit weight and there was strong ten dency that the higher the liq uid NP consentrationsused the higher the NPK com pound used too. Fruit hard ness was sig nif i cantly in creased by treat ment of liq uid NP fer -til izer 2.5 ml/l com bined with NPK (15-15-15) 800 kg/ha

    Respons Tanaman Tomat terhadap Penggunaan Pupuk Majemuk NPK 15-15-15 pada Tanah Latosol pada Musim Kemarau

    Full text link
    . Percobaan bertujuan mendapatkan dosis pupuk majemuk NPK 15-15-15 yang optimal untuk pertumbuhandan hasil, serapan N, P, dan K pada tanaman tomat. Penelitian dilaksanakan pada tanah Latosol milik petani di DesaSukaresik (700 m dpl), Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada bulan Mei sampai November 2005. Perlakuan pupukmajemuk NPK 15-15-15 dosis 0, 250, 500, 750, 1.000, dan 1.250 kg/ha disusun dalam rancangan acak kelompokdengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk majemuk NPK 15-15-15 dosis 1.000 kg/hamemberi pengaruh terbaik terhadap tinggi tanaman, serapan N, P, dan K, bobot basah dan kering tanaman serta hasilbuah tomat. Kebutuhan pupuk untuk tanaman tomat pada tanah Latosol di Sumedang adalah 213,07 kg N/ha, 28,51kg P/ha, dan 35,69 kg K2O/ha

    Pengaruh Tumpangsari Tomat Dan Kubis Terhadap Perkembangan Hama Dan Hasil

    Full text link
    Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hasil to tal tomat, kubis, serangan OPT, dan nilai kesetaraanlahan (NKL) dalam sistem tumpangsari tomat dan kubis. Tumpangsari yang dicoba adalah tomat monokultur, kubismonokultur, tumpangsari tomat + kubis, tumpangsari tomat + kubis + kubis + tomat, dan tumpangsari tomat + tomat +kubis + tomat + tomat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak kelompok dan ulangan lima kali. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa tumpangsari antara tomat + tomat + kubis + tomat + tomat merupakan kombinasiterbaik dan dapat menekan populasi hama Plutella xylostella sebesar 97% dan Crocilodomia binotalis sebesar 76,2%.Secara kuantitatif produksi tomat maupun kubis yang ditanam sistem ganda (intercropping) lebih tinggi daripadaditanam secara tunggal. Sistem penanaman tomat dan kubis secara tumpangsari memberikan keuntungan karena nilaidari NKL > 1, keuntungan tertinggi diperoleh dari sistem tumpangsari tomat + kubis + kubis + tomat sebesar Rp44.420.000,-/ha.Ef fect of intercropping be tween to mato and cab -bage to pests de vel op ment and yield. The ob jec tives were to eval u ate the to tal yield of to mato, cab bage, and landequiv a lent ra tio in to mato and cab bage intercropping sys tem. Treat ments con sisted of mono cul ture of to mato and cab -bage; intercropping of to mato + cab bage; to mato + cab bage + cab bage + to mato; and to mato + to mato + cab bage + to -mato + to mato. Ran dom ized block de sign with five rep li ca tions was used. The re sult in di cated that intercroppingsys tem of to mato + to mato + cab bage + to mato + to mato was the best com bi na tion to re duce pop u la tion of Plutellaxylostella (97%) and Crocilodomia binotalis (76.2%). Quan ti ta tively, the pro duc tion of to mato and cab bageintercropping sys tem was higher than mono cul ture sys tem. Intercropping sys tem of to mato + cab bage + cab bage +to mato gave the high est profit about Rp. 44.420.000,- per hect are

    Optimasi Pupuk Dalam Usahatani LEISA Bawang Merah Di Dataran Rendah

    Full text link
    Usahatani bawang merah telah dianggap menggunakan input bahan kimia sintetik terlalu tinggi, sehingga perlu dicari teknologi alternatif yang lebih ramah lingkungan dengan mengganti sebagian input kimia sintetik dengan bahan alami, seperti bahan organik. Untuk itu, diadakan kegiatan penelitian di Desa Kemukten, Kecamatan Kersana dari bulan Juni sampai dengan September 2003 menggunakan bawang merah varietas bangkok warso yang ditanam dengan jarak 17x17 cm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan macam pupuk organik dan dosis pupuk NPK untuk meningkatkan hasil sayuran dalam USAhatani Leisa di dataran rendah. Rancangan percobaan menggunakan acak kelompok dengan tiga ulangan. Perlakuannya adalah kombinasi jenis pupuk organik (Oo = tanpa pupuk organik, O1= kompos ampas tebu dan O2 = bokasi jerami) dengan dosis pupuk NPK (Po = 0 kg/ha; P1 = 375 kg/ha; P2 = 750 kg/ha; P3 = 1.125 kg/ha, dan P4 = 1.500 kg/ha). Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada tanaman yang tidak diberi bahan organik, penggunaan pupuk NPK (15-15-15) kadar 375 kg/ha sudah meningkatkan bobot basah dan bobot kering bawang merah secara nyata. Pada tanaman yang diberi bahan organik ampas tebu, pemupukan NPK (15-15-15) dosis 375 kg/ha sudah memberikan kenaikan hasil bawang merah baik bobot basah maupun bobot kering secara nyata. Sedang penggunaan bahan organik bokasi jerami dengan pupuk NPK (15-15-15) dosis 375 kg/ha hanya meningkatkan bobot basah hasil bawang merah secara nyata.Optimization of vegetable production input in lowland under LEISA system. Production of shallot has been considered to use high chemical synthetic input, so there is a need to look for an alternative technology which is more environmentally safe by replacing some chemicals input with natural product such as organic matters. The experiment has been conducted in Kemukten, Kersana, Brebes from June up to September 2003 by using shallot variety bangkok warso that was planted at planting distance of 17x17 cm. The objective of this experiment was to find out kind of organic manure and dosage of NPK to increase yield of shallot under LEI SA system. The experimental arranged in a randomized complete block design with three replications. The treatments were the combination between kind of organic matters without organic matter, sugarcane waste, and fermented rice straw) with dosages of NPK (0 kg/ha; 375 kg/ha; 750 kg/ha; 1,125 kg/ha; and 1,500 kg/ha). The results showed that shallot plantation without organic matters combined with 375 kg/ha NPK (15-15-15) could improve fresh and dry crops weight significantly. The application of sugarcane waste in combination with 375 kg/ha NPK (15-15-15), significantly increased fresh and dry weight of the harvested crops, while application of fermented rice straw organic matters in combination with 375 kg/ha NPK (15-15-15) just improved the yield in term of fresh crops weight significantly

    Peningkatan Efisiensi Pemupukan NPK dengan Memanfaatkan Bahan Organik terhadap Hasil Tomat

    Full text link
    Penelitian dilaksanakan di Desa Cisurupan Kabupaten Garut, Jawa Barat pada tipe tanah andosol (1.100 m dpl.) pada bulan Juni-Nopember 2002. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh pupuk organik dan dosis NPK baik terhadap pertumbuhan maupun hasil tanaman tomat. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan ulangan empat kali. Perlakuan terdiri dari dua faktor. Faktor pertama jenis pupuk NPK dan faktor kedua jenis bahan organik. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh interaksi antara jenis pupuk NPK dan pupuk organik. Penambahan pupuk NPK (50 kg N, 75 kg P2O5, dan 75 kg K2O per hektar) dapat meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, dan bobot buah total per petak. Jenis pupuk NPK yang paling efisien terhadap hasil buah tanaman tomat varietas artaloka adalah 50 kg N, 75 kg P2O5, dan 75 kg K2O per hektar. Increasing NPK fertilizer efficiency through organic material utilization on yield of tomato. The experiment was conducted at Cisurupan Village, Garut, West Java on andosol soil type (1,100 m asl) from June to November 2002. The objective of the experiment were to study the influence of organic fertilizer and kind of NPK application on the growth and yield of tomato. Factorial formula of randomized block design with four replicates was used. Treatments consisted of first factor of NPK fertilizer and second factor was kinds of manure. In fact the results indicated that there was no interaction effect between application of organic fertilizers and NPK fertilizer on both of the growth and yield of tomato. The NPK (50 kg N, 75 kg P2O5, and 75 kg K2O) fertilizer was able to increase plant height, stem diameter, and total fruit weight per plot. The most efficient NPK fertilizer formulas on artaloka tomato yield per plant and total weight was 50 kg N, 75 kg P2O5, and 75 kg K2O per hectare

    Pengaruh Biokultur Dan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kentang Varietas Granola

    Full text link
    . Nurtika, N., E. Sofiari, and G.A. Sopha. 2008. Effect of Bioculture and Anorganic Fertilizer on Growth and Yield of Potato Granola Variety. Experiment was carried out at Margahayu Experimental Garden, Indonesian Vegetable Research Institute (IVEGRI), Lembang on Andisol soil type, 1,250 m asl from March until July 2006. The aim of this experiment was to observe the effect of combination of bioculture and anorganic fertilizer on the growth and yield of potato. The treatments consisted of 8 combinations of chemical fertilizer and bioculture. The chemical fertilizer dosage recommended by IVEGRI was 180 kg N/ha + 92 kg P2O5/ha + 150 kg K2O/ha. Dosages of bioculture i.e. normal 1,750 l/ha, upper 2,000 l/ha, and lower 1,500 l/ha. Dosages of anorganic fertilizers i.e. recommended dosage and half of recommended dosage of IVEGRI. The experiment was laid in a randomized block design with 8 treatments and 4 replications. The results indicated that the combination of bioculture 2,000 l/ha with 180 kg N/ha + 92 kg P2O5/ha + 150 kg K2O/ha (IVEGRI recommendation) gave the highest yield, i.e. 15.30 kg/10.5 m2 or equivalent to 14.57 t/ha and did not significantly different with the application of recommended fertilization by IVEGRI without bioculture with the yield of 13.06 kg/10.5 m2 or equal to 12.43 t/ha
    corecore